1. Konsep Dasar Konseling Kelompok a. Pengertian Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik untuk mengentaskan masalah pribadi melalui dinamika kelompok. Adapun dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, bergerak, berkembang, ditandai dengan adanya interaksi dan komunikasi antar anggota kelompok. Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik (klien) dalam suasana kelompok untuk membahas permasalahan-pe
rmasalahan yang berorientasi pada pencegahan dan pengentasan masalah, dan diarahkan kepada pemberian bantuan kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya melalui dinamika kelompok; permasalahan yang dibahas itu adalah permasalahan pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. b. Tujuan Tujuan umum konseling kelompok adalah adanya sosialisasi para anggotanya, khususnya kemampuan berkomunikasi. Dalam kaitan ini sering terjadi bahwa kemampuan bersosialisasi, berkomunikasi seorang anggota kelompok terganggu oleh perasaaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif. Melalui layanan konseling kelompok hal-hal yang mengganggu atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan, dilonggarkan, diringankan melalui berbagai cara. Pikiran yang suntuk, buntu, atau beku dicairkan dan didinamiskan melalui berbagai masukan dan tanggapan baru. Persepsi dan wawasan yang menyimpang atau sempit diluruskan dan diperluas melalui pencairan pemikiran, penyadaran, dan penjelasan yang diarahkan oleh pemimpin kelompok. Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir, berpersepsi dan berwawasan yang terarah, luwes, dan luas serta dinamis dalam berkomunikasi, maka bersosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan (Prayitno, 2004). Konseling kelompok juga bertujuan membantu peserta didik (klien) dalam mengubah perilaku yang berorientasi pada pengembangan pribadi, pencegahan, dan pengatasan masalah. Pengembangan pribadi dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya, yaitu menyajikan dan memberikan dorongan kepada peserta didik yang bersangkutan untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri, melalui tindakan yang selaras dengan kemampuannya melalui perilaku perwujudan diri. Pencegahan dalam arti bahwa peserta didik yang bersangkutan dalam perjalanan hidupnya mungkin mengalami titik-titik lemah yang segera dapat ditanggulangi tanpa terjadi gangguan kepribadian yang gawat. Pengatasan masalah, dalam arti bahwa peserta didik yang mempunyai masalah-masalah yang mengganggu perkembangan kepribadiannya, melalui konseling kelompok dapat dipercepat dan diperlancar pengatasan masalahnya oleh peserta didik yang bersangkutan. Jadi secara khusus konseling kelompok terfokus kepada pengentasan masalah pribadi dari masing-masing anggota, sehingga terkembangkannya perasaaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. c. Fungsi konseling kelompok Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan, pencegahan, dan pengembangan. Fungsi pengentasan (pengatasan) yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terrkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap, optimal dan berkelanjutan. d. Komponen Konseling Kelompok 1) Fasilitator/pemimpin kelompok 2) Peserta (anggota kelompok) 3) Masalah 4) Kegiatan pembahasan masalah 5) Butir-butir nilai cerdas (konseling kelompok berkarakter) e. Asas-asas konseling kelompok Dalam penyelenggaraan konseling kelompok, menganut tiga etika dasar konseling (Munro, Manthei dan Smal, 1979). Ketiga asas tersebut adalah kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri. 1) Kerahasiaan Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh anggota kelompok dan tidak disebarluaskan ke luar kelompok. Seluruh anggota kelompok hendaknya menyadari benar dan bertekad untuk melaksanakannya. Aplikasi asas kerahasiaan lebih dirasakan pentingnya dalam konseling kelompok mengingat pokok bahasan adalah masalah pribadi yang dialami anggota kelompok. Dalam hal ini posisi asas kerahasiaan sama posisinya seperti dalam layanan konseling perorangan. Pemimpin kelompok/fasilitator dengan sunguh-sungguh memantapkan asas ini sehingga seluruh anggota kelompok berkomitmen penuh untuk melaksanakannya. 2) Kesukarelaan Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh pemimpin kelompok (guru BK). Kesukarelaan terus menerus dibina melalui upaya pemimpin kelompok agar dapat mengembangkan suasana kelompok yang dinamis. Dengan kesukarelaan itu, anggota kelompok akan dapat mewujudkan peran aktif diri mereka masing-masing untuk mencapai tujuan layanan. 3) Keterbukaan Anggota kelompok menampilkan diri tanpa rasa takut, malu atau ragu. 4) Kegiatan Anggota kelompok mengikuti konseling kelompok dengan aktif. Dinamika kelompok dalam konseling kelompok semakin intensif dan efektif apabila semua anggota kelompok secara penuh menerapkan asas kegiatan. 5) Kekinian Asas kekinian memberikan isi aktual dalam pembahasan yang dilakukan. Anggota kelompok diminta mengemukakan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang ini. Hal-hal atau pengalaman yang telah lalu dianalisis dan diangkut-pautkan kepentingan pembahasan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang. Hal-hal yang akan datang direncanakan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang. 6) Kenormatifan Asas kenormatifan dipraktikkan berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi dan bertatakrama dalam kegiatan kelompok, dan dalam mengemas isi bahasan. Dinamika kelompok akan semakin tinggi apabila banyaknya masukan dan pendapat dari anggota kelompok yang saling melakukan sentuhan dengan bahasa , gaya, dan sikap yang sangat normatif. 7) Keahlian Asas keahlian diperlihatakan oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan kelompok dalam mengembangkan proses dan isisi pembahasan secara keseluruhan dalam konseling kelompok f. Materi konseling kelompok Konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi segenap bidang bimbingan, yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Seperti halnya konseling perorangan, setiap anggota kelompok dapat menampilkan kebutuhan dan masalah yang dirasakannya. Kebutuhan dan masalah tersebut ”dilayani” melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok, kebutuhan/masalah satu persatu, tanpa kecuali, sehingga semuanya dibahas. Materi layanan konseling kelompok dalam bidang-bidang bimbingan adalah sebagai berikut. 1) Layanan konseling kelompok dalam bidang bimbingan pribadi, meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas masalah pribadi siswa, yaitu berkenaan dengan: a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri siswa, c) pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembangannya, d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penanggulangannya, e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri, f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat. 2) Layanan konseling kelompok dalam bidang bimbingan sosial, meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas masalah sosial siswa, yaitu berkenaan dengan: a) kemampuan berkomunikasi, serta menerima dan menyampaikan pendapat secara logis, efektif, dan produktif, b) kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (di rumah, sekolah, dan masyarakat) dengan menjunjung tinggi tata krama, norma dan nilai-nilai agama, adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku, c) hubungan dengan teman sebaya (di sekolah dan di masyarakat), d) pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah, e) pengenalan dan pengamalan pola hidup sederhana yang sehat dan bergotong- royong. 3) Layanan konseling kelompok dalam bidang bimbingan belajar, meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas masalah belajar siswa, yaitu berkenaan dengan: a) motivasi dan tujuan belajar dan latihan, b) sikap dan kebiasaan belajar, c) kegiatan dan disiplin serta berlatih secara efektif, efisien dan produktif, d) penguasaan materi pelajaran dan latihan/keterampilan, e) keterampilan teknis belajar, f) pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya di sekolah dan lingkungan sekitar, g) orientasi belajar di sekolah yang lebih tinggi. 4) Layanan konseling kelompok dalam bidang bimbingan karir, meliputi kegiatan penyelenggaraan konseling kelompok yang membahas masalah karir, yaitu berkenaan dengan: a) pilihan dan latihan keterampilan; b) orientasi dan informasi pekerjaan/karir, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan; c) orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan (lembaga kerja/industri) sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah pengembangan karir; d) pilihan, orientasi dan informasi perguruan tinggi/sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan arah pengembangan karir. g. Tahapan kegiatan konseling kelompok Kegiatan pelaksanaan konseling kelompok meliputi Tahap I Pembentukan, tahap II (peralihan) , tahap III (kegiatan) , tahap IV (kesimpulan), tahap V (Pengakhiran) (Prayitno, 2011:20). Di bawah ini akan diuraikan kegiatan masing-masing tahap. 1) Tahap I (Pengawalan) Tahap I bertujuan untuk : (1) mengenalkan diri, (2) mengenalkan tujuan kelompok,(3) menumbuhkan minat mengikuti kegiatan, (4) mengenal cara dan norma yang harus diikuti, dan (5) menumbuhkan rasa kebersamaan. Penampilan fasilitator pada tahap pengawalan adalah menerima dan sepenuhnya mampu serta bersedia membantu peserta, aktif dalam mengembangkan keterbukaan, dekat, hormat, tulus, hangat dan bersimpati. Kagiatan yang dilakukan fasilitator adalah memimpin doa, memimpin mengucap teks pancasila (berkarakter nasional), mengucapkan terimakasih, menjelaskan pengertian, tujuan, asas, cara kegiatan konseling kelompok, dan mengajak perkenalan lebih dalam. 2) Tahap II (Peralihan) Tahap II merupakan peralihan dari tahap I ke Tahap III, yaitu tahap untuk menegaskan tentang kesiapan para peserta untuk memasuki tahap kegiatan selanjutnya, yaitu membahas masalah yang dihadapi anggota, dan dapat dikaitkan dengan butir-butir karakter cerdas. Kegiatan peserta yang digalang pada tahap II ini menjamin bagi suksesnya tahap III yang merupakan pokok konseling kelompok. Tujuan tahap II adalah: (1) memantapkan kesiapan peserta memasuki tahap berikutnya, dan (2) mengenal secara teknis operasional kegiatan pembahasan masalah. Penampilan fasilitator pada tahap II adalah makin mengembangkan keikutsertaan peserta dan mulai mengembangkan nilai-nilai karakter cerdas, memimpin permainan kelompok. Kegiatan fasilitator adalah: (1) menjelaskan kegiatan kelompok berikutnya disertai tanya jawab, (2) mengenali suasana kesiapan kelompok, (3) mengaitkan karakter cerdas dengan nilai kehidupan, dan (4) memberi contoh masalah pribadi. 3) Tahap III (Pembahasan Masalah) Membahas masalah pada tahap III merupakan puncak dan kegiatan utama dalam konseling kelompok. Tujuan tahap ini adalah membahas masalah yang dihadapi anggota kelompok dan membina suasana untuk pengembangan diri secara aktif dan produktif. Penampilan fasilitator/ pemimpin kelompok adalah sebagai pengendali, titik kesatuan, pelurus, dan pengatur jalannya pembahasan masalah. Fasilitator perlu melakukan teknik dasar konseling seperti pada konseling individual. Kegiatan yang dilakukan fasilitator pada tahap III adalah mempersilakan anggota kelompok mengemukakan masalah yang dihadapi, menentukan masalah yang dibahas berdasarkan pertimbangan dan usul saran dari anggota, memandu membahas masalah secara tuntas dengan memberi kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk berperan aktif bertanya, saling memberi nasehat, dan berbagi pengalaman, serta mengaitkan permasalahan yang muncul dengan karakter cerdas (layanan BK berkarakter). 4) Tahap IV (Penyimpulan) Tujuan tahap in adalah memahami arah perilaku anggota khususnya yang masalahnya dibahas dan mengembangkan hasrat anggota untuk mengikuti kegiatan lebih lanjut. Penampilan fasilitator adalah membangkitkan kemampuan anggota untuk menilai diri, menumbuhkan hasrat terus mengikuti kegiatan, dan menegaskan perlunya nilai-nilai karakter cerdas dalam berperilaku dan berkehidupan. Kegiatan yang dilakukan fasilitator/pemimpin kelompok adalah memberi kesempatan kepada anggota yang masalahnya dibahas untuk menyampaikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam rangka menyelesaikan masalah dan perasaan sekarang. Kepada anggota yang lain menanyakan tentang manfaat mengikuti konseling kelompok. Pada tahap ini fasilitator memberi kesempatan anggota untuk menyampaikan kesan dan pesan, serta membahas kegiatan selanjutnya. 5) Tahap V (Penutupan) Tahap ini merupakan kegiatan pengakhiran konseling kelompok. Tujuannya adalah mengakhiri kegiatan dalam suasana nyaman, sukses, dan kepuasaan anggota. Penampilan fasilitator/pemimpin kelompok pada tahap ini adalah mempertahankan keakraban, kebersamaan, santai, dan rileks, menghargai partsisipasi anggota kelompok, dan menciptakan suasana perpisahan yang mengesankan. Kegiatan yang dilakukan fasilitator adalah mengucapkan terima kasih, menyatakan kegiatan akan berakhir, memimpin doa, dan salam penutup. 2. Pelaksanaan Konseling Kelompok Sesuai dengan tahap-tahap penyusunan dan pelaksanaan program satuan kegiatan bimbingan dan konseling, layanan konseling kelompok dilakukan oleh guru pembimbing melalui tahap perencanaan program, pelaksanaan program, evaluasi pelaksanaan program, analisis hasil evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan program. a. Tahap Perencanaan Program Layanan Konseling Kelompok. Dalam merencanakan program satuan layanan konseling kelompok, yang perlu dilakukan oleh guru pembimbing adalah sebagai berikut. 1) Menetapkan materi layanan konseling kelompok yang disesuaikan dengan permasalahan siswa yang akan dikenai layanan. 2) Menetapkan tujuan atau hasil yang akan dicapai. 3) Menetapkan sasaran kegiatan, yaitu siswa asuh yang akan dikenai kegiatan layanan. 4) Menetapkan bahan, sumber bahan, dan/atau nara sumber, serta personil yang terkait dan peranan masing-masing. 5) Menetapkan metode, teknik khusus (pendekatan),media dan alat yang akan digunakan, sesuai dengan ciri khusus layanan konseling kelompok yang direncanakan. 6) menetapkan rencana penilaian. 7) Mempertimbangkan keterkaitan anatara layanan konseling kelompok yang direncanakan itu dengan kegiatan lainnya. 8) Menetapkan waktu dan tempat. b. Tahap pelaksanaan Program Satuan Layanan Konseling Kelompok. Program layanan konseling kelompok yang telah direncanakan selanjutnya dilaksanakan melalui: 1) Persiapan Pelaksanaan: Persiapan yang perlu dilakukan adalah (1) persiapan fisik (tempat dan perabot), (2) perangkat keras, (3) persiapan bahan, (4) perangkat lunak, (5) persiapan personil, (6) persiapan keterampilan menerapkan/menggunakan metode, pendekatan dan teknik konseling,(7) media dan alat, dan (8) persiapan administrasi. 2) Pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan rencana, yaitu (1) penerapan metode, teknik khusus, media dan alat, (2) penyampaian bahan, pemanfaatan sumber bahan, (3) efiensi waktu, dan (4) administrasi pelaksanaan c. Tahap Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Layanan Konseling Kelompok. Evaluasi layanan konseling kelompok meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. 1) Evaluasi proses, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan layanan konseling kelompok dilihat dari prosesnya. Aspek yang dinilai dalam evaluasi proses antara lain: (1)kesesuaian antara program dengan pelaksanaan, (2) keterlaksanaan program, (3) hambatan yang dijumpai, (4) faktor penunjang, dan (5) keterlibatan siswa dalam kegiatan. 2) Evaluasi hasil layanan konseling kelompok, dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan konseling kelompok dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai dalam evaluasi hasil layanan konseling kelompok yaitu perolehan siswa dalam hal: (1) berpikir, (2) Merasa, (3) Bersikap, (4) Bertindak, dan (5) Bertanggung jawab berkaiatan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan pasca pelayanan konseling kelompok dan dampak layanan konseling kelompok terhadap perubahan perilaku ditinjau dari pencapaian tujuan layanan, tugas perkembangan, dan hasil belajar. Evaluasi hasil dapat dilakukan segera (laiseg), dan penilaian pasca layanan yang terdiri dari penilaian jangka pendek (laijapen), dan jangka panjang (laijapang). Laiseg dilakukan segera setelah pelaksanaan konseling kelompok (pada tahap pengakhiran) untuk melihat seberapa jauh layanan konseling kelompok telah membantu siswa mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Evaluasi pasca layanan konseling kelompok, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk memantau kinerja siswa setelah layanan konseling kelompok berakhir dan tujuannya tercapai. Langkah pemantauan perilaku siswa pasca layanan konseling kelompok bermaksud melihat apakah siswa menindaklanjuti perilaku hasil yang diperoleh melalui layanan konseling kelompok. Evaluasi pasca layanan konseling kelompok dapat dilakukan melalui dua tahap, yaitu evaluasi jangka pendek (antara satu minggu sampai satu bulan) dan evaluasi jangka panjang (antara satu cawu sampai satu tahun). Alat evaluasi proses dan hasil konseling kelompok dapat menggunakan teknik tes dan nontes (wawancara, pertanyaan lisan, pertanyaan tertulis, observasi, catatan harian perilaku). d. Tahap Analisis Hasil Pelaksanaan Program Layanan Konseling Kelompok. Hasil evaluasi perlu dianalisis untuk mengetahui seluk beluk kemajuan dan perkembangan yang diperoleh siswa melalui program satuan layanan konseling kelompok, ataupun seluk beluk perolehan guru pembimbing. Analisis ini setidak-tidaknya difokuskan pada dua hal pokok: 1) Status perolehan siswa dan/atau perolehan guru pembimbing sebagai hasil kegiatan, khususnya dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai. 2) Analisis diagnosis dan prognosis terhadap kenyataan yang ada setelah dilakukannya kegiatan layanan konseling kelompok. e. Tahap Tindak Lanjut Pelaksanaan Program Layanan Konseling Kelompok. Upaya tindak lanjut didasarkan pada hasil analisis sebagaimana telah dilaksanakan pada tahap keempat. Ada tiga kemungkinan kegiatan pokok yang dapat dilakukan guru pembimbing sebagai upaya tindak lanjut: 1) Memberikan tindak lanjut “singkat dan segera”, misalnya berupa pemberian penguatan, penugasan kecil (siswa dimiinta untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya). 2) Menempatkan atau mengikutsertakaan siswa yang bersangkutan dalam jenis layanan tertentu (misalnya layanan konseling perrorangan). 3) Menyusun program satuan layanan atau kegiatan pendukung yang baru, sebagai kelanjutan atau pelengkap layanan konseling kelompok yang telah dilaksanakan. C. Latihan 1. Apa yang dimaksud konseling kelompok? 2. Buatlah 2 skenario cara pembentukan kelompok untuk konseling kelompok. 3. Buatlah 1 contoh skenario games kelompok untuk membangun dinamika kelompok dalam pelaksanaan konseling kelompok. 4. Buatlah contoh satuan layanan konsaling kelompok (pertemuan ke 2 yang sudah ditentukan masalah anggota yang akan dibahas pada pertemuan ke 1). 5. Buatlah 2 alat evaluasi (non tes) untuk mengetahui hasil layanan konseling kelompok pada subyek (anggota) yang masalahnya telah dibahas. D. Rangkuman Konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang bertujuan membantu anggota kelompok mengatasi masalah pribadinya melalui dinamika kelompok. Fungsi bimbingan dan konseling yang diemban dalam konseling kelompok adalah fungsi pengentasan, pencegahan, dan pengembangan. Asas pelaksanaan konseling kelompok adalah asas kerahasiaan, kegiatan, keaktifan, keterbukaan, kekinian, kenormatifan, dan keahlian. Untuk melaksanakan konseling kelompok, guru BK / konselor perlu melakukan kegiatan : (1) perencanaan program yang dituangkan dalam satuan layanan, (2) melaksanakan konseling kelompok sesuai program, (3) melakukan evaluasi proses dan hasil, (4) melaksanakan analisis hasil evaluasi, dan (5) melaksanakan tindak lanjut hasil analisis. Tahapan pelaksanaan konseling kelompok terdiri dari tahap 1 (pembentukan),tahap II (peralihan), tahap III (Kegiatan), tahap IV (kesimpulan), dan tahap V (pengakhiran). E. Evaluasi. Kerjakan evaluasi di bawah ini dengan memberi tanda silang pada jawaban yang Saudara anggap benar! 1. Masalah yang dibahas dalam konseling kelompok adalah : a. Masalah semua anggota kelompok yang harus mirip atau sama antara anggota satu dengan yang lain. b. Topik aktual berkaitan dengan dunia remaja yang sedang marak dibicarakan. c. Masalah pribadi anggota kelompok yang diungkapkan dalam konseling kelompok. d. Masalah yang dihadapi oleh sebagian besar anggota kelompok yang mirip atau sama. 2. Fungsi utama bimbingan dan konseling yang diemban dalam konseling kelompok adalah: a. Pemahaman. b. Pengentasan c. Pencegahan. d. Pengembangan 3. Kegiatan pembahasan masalah secara tuntas dalam konseling kelompok dilaukan pada tahap: a. Kegiatan b. Pembentukan c. Pengakhiran d. Peralihan 4. Fasilitator / pemimpin kelompok memberi kesempatan kepada anggota yang masalahnya dibahas untuk menyampaikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam rangka menyelesaikan masalahnya, dilakukan pada tahap: a. Pembentukan b. Penyimpulan / Pengakhiran c. Peralihan d. Kegiatan 5. Fasilitator menyampaikan tentang tata cara pelaksanaan konseling kelompok adalah dilakukan pada tahap: a. Kegiatan b. Pengawalan/pembentukan c. Peralihan d. Penutup 6. Kegiatan yang harus dilakukan guru BK sebelum menyelenggarakan konseling kelompok adalah: a. Menyusun program yang dituangkan dalam satuan layanan. b. Membentuk kelompok c. Mempersiapkan tempat. d. Mempersiapkan anggota. F. Umpan balik dan Tindak Lanjut Jawablah semua latihan pada bab ini,kemudian cocokkan jwaban Saudara dengan kunci jawaban dan nilai hasilnya. Apabila anda menjawab benar sebanyak 5 soal (80%) maka saudara dinyatakan lulus. Apabila mendapatkan hasil dibawah 80% maka Saudara diminta membaca dan memahami isi modul serta melakukan latihan lagi.
0 komentar:
Posting Komentar