SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN
TEBUWUNG DUKUN GRESIK
BAB I
PEMUDA ABDUL KARIM
Pada tahun 1238 H yang bertepatan dengan tahun 1822 M di desa Drajat Paciran Lamongan telah lahir seorang anak yang diberi nama Abdul Karim, dari pasangan suami istri yang bernama KH.Abdul Qohar dan mbah Nyai Sarwilah keduanya asli desa Drajat Paciran Lamongan.
Mbah Abdul Karim adalah keturunan ke sebelas dari Sunan Drajat atau Raden Qosim , yaitu Abdul Karim bin Abdul Qohar bin Darus bin Kinan bin Ali Mas’udi bin Ahmad Rifa’I bin Bisri bin Dahlan bin Mohammad Ali bin Hamid bin Sunan Drajad/ Raden Qosim.
Dalam usia 2 tahun Abdul karim ditinggal ayahnya Kyai Abdul Qohar meninggal dunia, kemudian Nyai Sarwilah dinikahi oleh Kyai Asnawi dari Sidayu. Sehingga pendidikan Abdul Karim kecil praktis dalam bimbingan ayah tirinya yaitu Kyai Asnawi. Kemudian pemuda Abdul Karim melanjutkan menimba ilmu agamanya kepada salah satu ulama’ besar di Sidayu yaitu Kyai Mustahal. Setelah itu pemuda Abdul Karim melanjutkan pendidikannya di beberapa Pondok pesantren diataranya di Pondok pesantren yang diasuh oleh Raden Maulani ( Mbah Suto ) sendang, kemudian melanjutkan ke pondok pesantren Tugu Jogjakarta . kemudian menuaikan ibadah haji bersama ayah tirinya Kyai Asnawi. Dalam melaksanakan ibadah haji mengalami hambatan karena alat trasportasi pada saat itu hanya kapal sehingga sesampainya di Kota Makkah musim haji telah selesai dan pemuda Abdul karim memutuskan untuk memetap di
BAB II
SEJARAH PONDOK PESANTREN AL KARIMI
Menyibah asal mula berdirinya pondok pesantren Al karimi erat kaitannya dengan latar belakang KH Abdul Karim sebagai pendiri Pondok Pesantren Al Karimi. Beliau adalah putra dari pasangan suami istri KH Abdul Qohar bin Darus dan Sarwilah binti Mursilah asli dari Desa Drajat Paciran Lamongan yang dilahirkan pada tahun 1238 H/1822 M. Semenjak kecil Abdul Karim kecil hidup bersama ayah tirinya yang bernama Kyai Asnawi . Mula mula Abdul karim dikirim ke pondok pesantren Mbah Suto Sendang Paciran lamongan dak kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Tugu Yogyakarta. Kedati ilmu yang diserap dari kedua pondok pesantren tersebut cukup banyak, bagi Abdul Karim belum merupakan perolehan yang optimal. Kehausan akan ilmu agama mencenangkan niatnya untuk memperdalamnya di
Setelah beberapa tahun lamanya di kotta makkah beliau pulang ke
Pada saat yang bersamaan, Pak Utsman Kepala desa Tebuwung tengah mencari seorang ulama’ yang sanggup membina masyarakatnya serta tinggal di desanya pula. Atas kehendak Allah yang kuasa, pak Utsman datang menghadap ke KH Abdul Karim ia memohon kesediaan beliau untuk membina masyarakat Tebuwung dan sekitarnya yang pada waktu itu sangat rendah bud. Dengan senang hati tawaran tersebut diterimanya sesuai dengan panggilan jiwanya.
Pada tahun 1862 KH Abdul Karim meninggalkan
Cara beliau mendidik para santri tak ubahnya seperti di pondok-pondok salaf yang lain. System weton dan sorongan merupakan tradisi ilmiyah pesantren. Pada mulanya santri yang mengajipun hanya terbatas dari desa Tebuwung saja. Lambat laun santri yang berdatangan dari luar daerah semakin banyak . ini semua berkat ketekunan, keikhlasan mengabdi dan kesederhanaan hidup yang diteladankan kepada para santri dan masyarakat sekitarnya.
Semasa hayatnya KH. Abdul Karim dikaruniai 8 puta putri
Dari istri 1 :
1. K Zaid ( membantu ayahnya di Tebuwung )
2. KH. Ishaq, pendiri Pondok Pesantren Sidodadi Surabaya
3. Nyai Halimun Nur, nenek KH. Munir Ujungpangkah
Dari istri yang ke 2
1. KH. Musthofa ( Pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatul Tholabah )
2. Nyai Alimah
3. Nyai Muthiah
4. Nyai Zainab
5. KH. Murtadlo , penerus Pengasuh Pondok Pesantren Al Karimi
Setelah KH. Abdul Karim wafat tongkat estafet dipegang oleh putra bungsu beliau bernama KH. Murtadlo. Dibawah asuhan KH. Murtadlo Pondok Pesantren Al Karimi terus berkembang tetapi cara pengajarannya tetap menggunakan tradisi lama.
Alih generasi merupakan satu hal yang tidak dapat ditolak. KH Abdul Karim dan KH Murtadlo boleh saja meninggalkan masyarakat tebuwung dan sekitarnya untuk selama-lamanya. Namun Pondok Pesantren Al Karimi yang dibangun dengan susah payah harus tetap hidup berkembang, dan mampu menjawab tantangan zaman. Dengan demikian tekad KH Abdullah, KH Abdul Mu’in dan KH. Zaini Rosyid pewaris Pondok Pesantren Al Karimi mereka pulalah yang bakal memeberikan warna baru.
BAB III
PERGESERAN SISTEM PENDIDIKAN
Tuntutan keadaan menghembuskan angin baru di desa Tebuwung . kesadaran penuh terhadap putaran zaman memanggil para pemangku Pondok Pesantren Al Karimi berbenah diri. Perubahan system pendidikan adalah suatu keharusan. Dengan diprkarsai KH. Abdul Mu’in tanggal 26 Maret 1949, Pondok Pesantren Al Karimi mendirikan Madrasah Ibtidiyah (MI) yang system pendidikannya tidak lagi menggunakan sorogan dan weton. Pengajarannya ditata secara klasikal. Berkenan sebagai kepala madrasah adalah KH. Zaini Rosyid dan sebagai pemangku pondok pesantren Al Karimi dipercayakan kepada KH. Moh Sabiq Abdullah.
Mengingat kesadaran masyarakat terhada[ dunia pendidikan bertambah meningkat, banyak sekali siswa lulusan MI yang ingin melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Situasi demikian ini tidak menguntungkan bagi masyarakat Tebuwung dan sekitarnya karena jenjang pendidikan yang dimaksud hanya terbatas dikota-kota besar saja. Atas saran para wali murid, tahun 1968 Pondok Pesantren Al karimi menambah satu unit pendidikan yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs). Dan selang dua tahun kemudian yaitu 1970 berhasil menambah lagi satu jenjang pendidikan prasekolah ( RA )
Dibawah pemerintahan orde baru, keberhasilan pemabangunan makin tampak nyata. Tidak ketinggalan pula pembangunan dibidang pendidikag. Gedung-gedung sekolah banyak didirikan dimana-mana, baik oleh badan pemerintah maupun swasta. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa kesadaran masyarakat bangsa
Pengembangan pendidikan di atas tidak hanya terbatas pada segi kwantitas, peningkatan kwalitas tentu saja, dan sarana serta managemen menjadi persoalan yang yang tetap diperhatikan guna mencapai tujuan institusional Pondok Pesantren Al Karimi. Salah satu upaya untuk pencapaian tujuan tersebut melalui pemantapan kurikulum./ mulai tingkat ibtida ‘iyah sampai dengan tingkat aliyah, di satu sisi menggunakan kurikulum yang ditetapkan secara nasional, di lain sisi tidak meninggalkan tradisi ilmiyah pesantren. Gabungan antara keduanya merupakan ciri yang dimilki pendidikan di pondok pesantren Al Karimi.
BAB IV
TEROBOSAN BARU BAGI PONDOK PESANTREN AL KARIMI
Kini Pondok Pesantren al Karimi mulai melebarkan sayapnya jenjang pendidikan yang selama ini terbatas pada pendidikan agama, tahun 1980 merupakan terobosan baru bagi Pondok Pesantren Al Karimi. Pada tahun tersebut berhasil menambah satu unit pendidikan umum tingkat menengah pertama ( SMP ). Seperti disebutkan di atas bahwa peningkatan mutu, sarana, dan manajemen tetap menjadi perhatian disertai dengan dedikasi yang tinggi dari para pendidik, sejak tahun 1984 SMP Al Karimi mendapat status diakui.
Upaya Pondok Pesantren Al Karimi untuk menjandikan desa Tebuwung sebagai pusat pendidikan dasar dan menengah baik agama maupun umum, tidak berhenti samapi disini. Dengan memanfaatkan segala potensi yang ada di desa Tebuwung dan sekitarnya, para pemangku Pondok Pesantren Al karimi selalu merengkuh isyarat zaman. Beberapa unit pendidikan yang telah ada dirasa masih kurang lengkap. Maka atas prakarsa para alumni dengan diketuai Bapak H. Nur Fatah Syafi’I, SH pada tahun 1986 berdiri lagi satu jenjang pendidikan umum tingkat menengah atas (SMA)
Dengan demikian, Pondok Pesantren Al Karimi memilki unit-unit pendidikan sebagai berikut :
1. Pondok Pesantren Al Karimi
2. RA Al Karimi
3. MI Al Karimi
4. MTs Al Karimi 1
5. MA Al Karimi
6. SMP Al Karimi
7. SMA Al Karimi
Seluruh unit pendidikan di atas diberi nama Al Karimi hal ini dimaksudkan agar semua pecinta Al Karimi selalu mengenang jasa –jasa KH. Abdul Karim sebagai pendiri Pondok Pesantren Al karimi. Peranan Pondok Pesantren Al Karimi dalam mayarakat tidak hanya pada bidang pendidikab saja tapi juga aktif dibidang pelayanan arus penerangan dan informasi pembangunan, untuk itu pada tanggal 29 Oktober 1987 pusat informasi Pondok Pesantren (PIP) Al Karimi diresmikan oleh Kakan Departemen Penerangan kabupaten GresikBapak Moh. Mashodi, BBA. Yang disertai penyerahan perlengkapan informasi dari kantor depatemen penerangan dan BKKBN kabupaten Gresik. Berupa peswat Telefisi dan Rublik adres ( PA).
Pondok pesantren Al Karimi adalah sebagai lembaga pendidikan maka untuk mendapatkan kekuatan hokum pada tahun 1986 terbentuklah sebuah yayasan Al Karimi, dengan akte notaries : Ny. Nur Laily Adam S.H nomor 5 tahun1986.
0 komentar:
Posting Komentar