kEGIATAN

Kamis, 13 Desember 2012

Tugas Perkembangan Remaja


1. Tugas Perkembangan Remaja Wiilian Kay (Dalam saymsu Yusuf.2002:72) mengemukakan tugas perkembangan remaja sebagai berikut: a. Menerima keadaan fisik dan keragaman kualitasnya. b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain,baik secara individual maupun kelompok. d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. f. Memperkuat kemampuan mengendalikan diri atau dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri Ridwan (2004:135) mengemukakan tugas perkembangan sebagaiberikut: 1) Menerima keadaan fisiknya dan menerima peranannya sebagai pria dan wanita. 2) Menjalin hubungan baru dengan teman-teman sebaya, baik sesama jenis maupun lawan jenis. 3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya dan orang dewasa lain. 4) Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis. 5) Memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan atau jabatan. 6) Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang diperlukan dalam hidup sebagai warga negara yang terpuji. 7) Menginginkan dan dapat berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat. Tugas-tugas tersebut menuntut untuk dipenuhi. Artinya, remaja membutuhkan sesuatu pelayanan, baik yang diusahakan sendiri maupun atas bantuan pihak lain, untuk memenuhi tugas perkembangan tersebut sehingga memasuki tahap perkembangan selanjutnya secara lebih baik. Ada beberapa faktor yang paling penting yang mempengaruhi tugas-tugas dalam perkembangan. Faktor yang menghalangi antara lain; tingkat perkembangan yang mundur, tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas perkembangan, tidak ada bimbingan untuk menguasainya, tidak ada motivasi, kesehatan butuk, cacat tubuh, tingkat kecerdasan yang rendah. Sedangkan yang mendukung adalah tingkat perkembangan yang normal, kesempatan untuk mempelajari tugas perkembangan, ada bimbingan untuk menguasainya, memiliki motivasi, kesehatan yang baik, tingkat kecerdasan yang tinggi, dankreatifitas. 2. Karakteristik perbedaan Individual Peserta Didik Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik. Perbedaan tersebut dapat diketahui secara fisik yang mempunyai bentuk khas, tingkat kestabilan emosi dan temperamennya, sikap dan tingkah lakunya, bakatnya, nilai dan moralnya, dan keadaan sosialnya. Dalam hal pemahaman terhadap peserta didik, guru bimbingan dan konseling tidak dapat menggolongkannya ke dalam satu kategori, misalnya ia anak yang nakal, emosional, dan tidak berbakat atau berbakat. Perbedaan setiap peserta didik perlu dipahami oleh guru bimbingan dan konseling sebagaimana ia adanya. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Perbedaan individu juga dapat digunakan sebagai dasar penyelenggaran pendidikan khusus yaitu pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. 3. Penerapan Kaidah perkembangan Fisik, Psikologi, dan Perilaku terhadap Sasaran Pelayanan Konseling Peranan bimbingan dan konseling di sekolah sangat nyata dalam membantu perkembangan pribadi siswa. Peranan tersebut yaitu membantu siswa mengaktualisasikan potensinya, membantu menyelesaikan tugas perkembangan, membantu siswa menjadi pribadi yang mandiri dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab, dan membantu siswa tumbuh berkembang sebagai pribadi yang unik. Berkaitan dengan tugas perkembangan, siswa membutuhkan suatu layanan dari pihak lain, termasuk guru BK, agar tugas-tugas perkembangan tersebut terpenuhi. Melalui pelayanan BK di sekolah siswa mendapat kesempatan mendapat bantuan untuk berkembang optimal. Dalam upaya tersebut, guru BK dalam menyelenggarakan layanan merujuk pada kebutuhan siswa baik secara analisis klasikal atau individual. Analisis kebutuhan siswa dapat dilakukan dengan mengalisa uraian tugas perkembangan siswa. Penjabaran dari upaya bantuan kepada siswa dalam mencapai tugas perkembangan antara lain perlu mempertimbangkan perkembangan fisik, psikis, dan perilaku siswa.Pemahaman guru BK akan hal tersebut memungkinkan adanya pelayanan yang sesuai kebutuhan peserta didik. Penerapan kaidah perkembangan fisik, psikis, dan perilaku individu dalam layanan BK dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan, antara lain: a. Penyusunan program Program BK yang baik ialah suatu bentuk program BK apabila dilaksanakan di sekolah memiliki efisiensi dan efektifitas yang optimal. Salah satu syarat program BK adalah hendaknya memberikan pelayanan kepada semua peserta didik (W.Miller dalam Mungin Edi Wibowo. 2002:8). Selain itu, dalam menyusun program hendaknya berdasar kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi pribadinya, jenjang dan jenis pendidikannya. Memperhatikan pada syarat penyusunan program tersebut, maka guru BK di jenjang SMP dan SMA/SMK dituntut untuk memahami kebutuhan peserta didiknya. Kebutuhan tersebut antara lain dilihat dari perkembangan fisiknya, psikologis, dan perilakunya. Untuk mengetahui kebutuhan tersebut guru BK dapat melakukan pengumpulan data tentang kebutuhan peserta didik untuk mengoptimalkan perkembangan fisik, misalnya data tentang ukuran tingi dan berat bada, keadaan panca indra, penyakit yang pernah diderita, dan pandangan siswa terhadap perkembangan fisiknya. Kecuali data perkembangan fisik, guru BK juga perlu memahami kebutuhan peserta didik dari aspek psikis. Data tersebut misalnya tentang keadaan emosi, hubungan sosial, bakat dan upaya pengembangan bakat, pelaksaan nilai-nilai agama, tata tertib sekolah, dan masyarakat. Tidak kalah penting, tentang kebutuhan perilaku. Guru BK dapat mengetahui hal tersebut dengan menyusun instrumen analisis kebutuhan yang mengungkap perkembangan perilaku dan kemungkinan dimilikinya perilaku menyimpang. Misalnya, kecenderungan merokok dan narkoba, perilaku seksual dan perilaku belajar. Instrumen yang digunakan perlu disesuaikan dengan aspek yang akan diketahui. Misalnya, sosiometri dan angket hubungan sosial untuk mengetahui perkembangan sosial dengan teman sebaya. Untuk mengetahui kondisi fisik peserta didik dapat dengan angket, wawancara dan pengamatan kesehatan. Data kebutuhan siswa yang sudah diperoleh merupakan dasar penyusunan program BK. Materi tentang penyusunan intrumen analisis kebutuhan peserta didik dan menyusun program BK akan dibahas pada mata diklat khusus. b. Pelaksanaan Layanan / Kegiatan Pendukung Penyelenggaraan layanan adalah wujud nyata dari kegiatan pelayanan bimbingan BK terhadap peserta didik. Kegiatan layanan yang dilaksanakan hendaknya bertolak dari kebutuhan peserta didik. Karena Layanan BK berorientasi pada permasalahan dan perkembangan siswa secara individual maka program satuan layanan itu hendaklah meletakkan aspek-aspek individual peserta didik sebagai fokus kegiatan. Sebagai wujud pelayanan kebutuhan peserta didik dalam mengoptimalkan perkembangan fisik, psikis, dan perilaku, seyogyanya layanan yang dilaksanakan mengembang fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pemeliharaan dan pengembangan. Fungsi pemahaman bertujuan agar peserta didik memperoleh sejumlah informasi dan pemahaman tentang perkembangan fisik, psikis, dan perilaku. Misalnya, pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik dan sosial. Fungsi pencegahan bertujuan agar peserta didik terhindar dari masalah yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan fisik, psikis, dan perilaku. Misalnya, layanan informasi, bimbingan kelompok, dan penguasaan konten tentang mengendalikan emosi, upaya hidup sehat. Fungsi pengentasan bertujuan membantu peserta didik mengentaskan masalah yang dihadapi berkaitan dengan perkembangan fisik, psikis, dan perilakunya. Misalnya, siswa yang menghadapi masalah rendah diri karena kulit tubuhnya hitam, diberi layanan konseling individual maupun kelompok. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan yang mengarahkan terpeliharanya dan terkembangkannya potensi peserta didik dari aspek fisik, psikhis, dan perilaku. Misalnya siswa yang memiliki fisik tinggi dan kekar, diberi layanan penempatan dan penyaluran untuk memilih kegiatan yang mengutamakan fisik. Siswa yang penglihatannya kurang diberi layanan penempatan dan penyaluran dalam posisi duduk di kelas yang memungkinkan ia dapat melihat dengan lebih baik. Kecuali melaksanakan layanan, guru BK dapat melakukan kegiatan pendukung instrumentasi untuk mengetahui perkembangan fisik dan psikhis, alih tangan kasus jika ada siswa yang mengalami gangguan fisik parah dan menghambat belajar,dan kunjungan rumah untuk mengetahui data peserta didik selama di lingkungan tempat tinggal. c. Mengembangakan materi. Materi atau topik bimbingan konseling yang dikembangkan di SMP atau SMA/SMK perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dari aspek fisik, psikis, perilaku, dan sosial. Pengembangan materi tersebut telah dikelompokkan dalam 4 bidang yaitu bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Materi layanan pengembangan fisik peserta didik dapat dijabarkan dalam bidang pribadi yaitu tugas perkembangan masa remaja awal dan menyesuaikan diri dengan perkembangan fisik dan psikis pada masa remaja. Materi bidang sosial, misalnya tata krama hubungan sosial di sekolah, keluarga, dan masyarakat, norma-norma kehidupan, dan tata tertib sekolah. Materi bidang belajar contohnya adalah belajar efektif sesuai potensi diri, belajar kelompok, dan sikap dan kebiasaan belajar sesuai kondisi fisik dan psikis. Materi bidang karir misalnya pilihan karir sesuai potensi fisik dan psikis, kursus-kursus pengembangan bakat, dan pilihan latihan karir. d. Kegiatan pelayanan konseling. Uraian kegiatan dalam pelaksanaan layanan perlu memperhatikan karakteristik perkembangan fisik, psikologis, dan perilaku peserta didik. Misalnya, dalam proses layanan dilaksanakan metode diskusi untuk mengembangkan kemampuan sosial, memilih tempat duduk sesuai dengan pertumbuhan siswa SMP atau SMA/SMK, menumbuhkan kepercayaan diri dengan memberi kesempatan peserta didik mengeksplorasi diri, memberi penghargaan atau penguatan kepada peserta didik untuk membangun harga diri dan bersaing positif peserta didik. C. Latihan 1. Sebagai guru BK, bagaimana cara anda mengetahui perkembangan fisik dan psikis peserta didik? 2. Sebagai guru BK, apa yang akan anda lakukan agar peserta didik terhindar dari masalah perkembangan fisik? 3. Buatlah 3 topik bimbingan dan konseling yang memfasilitasi perkembangan sosial peserta didik! 4. Sebagai guru BK, apa yang akan anda lakukan jika menemui peserta didik yang selalu menunjukkan ekspresi marah?

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes