CINTA
Sudah banyak lagu digubah, puisi ditulis, dan kanvas dilukis untuk menggambarkan cinta. Tapi apakah cinta itu sebenarnya? Tentunya seorang pelukis akan berbeda dengan seorang pencipta lagu dalam menjelaskan cinta. Bahkan setiap orang akan mendefinisikan cinta dengan cara yang berbeda. Sah-sah saja.
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan konsep cinta (misalnya Eric Fromm, Maslow) karena manusia satu-satunya makhluk, konon, yang dapat merasakan cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep, cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Dalam tulisan ini dipilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg, yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.
Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan dan sebagainya. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario� yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg terkenal dengan teorinya tentang segitiga cinta (bukan cinta segitiga, lho). Segitiga cinta itu mengandung komponen: (1) keintiman (intimacy), (2) gairah (passion) dan (3) komitmen.
Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan tangan atau saling merangkul bahu.
Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.
Menurut Strenberg, setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya.
Cinta dalam sebuah hubungan ini tidak selalu berada dalam konteks pacaran atau perkawinan. Pola-pola proporsi ketiga komponen ini dapat membentuk berbagai macam tipe hubungan seperti terlihat dalam tabel berikut.
Tipe | Komponen yang hadir | Deskripsi |
Nonlove | Ketiga komponen tidak ada | |
Liking | Hanya keintiman | |
Infatuation | Hanya gairah | Seperti pada cinta pada pandangan pertama, ketertarikan secara fisik, biasanya mudah hilang |
Empty love | Hanya komitmen | Biasanya ditemukan pada pasangan yang telah menikah dalam waktu yang panjang (misalnya pada pasangan usia lanjut) |
Romantic love | Keintiman dan gairah | Hubungan yang melibatkan gairah fisik maupun emosi yang kuat, tanpa ada komitmen (pacaran atau perkawinan) |
Companionate love | Keintiman dan komitmen | Hubungan jangka panjang yang tidak melibatkan unsur seksual, termasuk persahabatan (juga persahabatan suami-istri) |
Fatous love | Gairah dan komitmen | Hubungan dengan komitmen tertentu (misalnya perkawinan) atas dasar gairah seksual. Biasanya pada suami istri yang sudah kehilangan keintimannya |
Consummate love | Semua komponen | Menjadi tujuan dari hubungan cinta yang ideal |
Sumber: Papalia; Olds & Feldman. (1998). Human development (7th ed.).
Pada remaja, diharapkan mereka mulai mengenali cinta melalui hubungan yang mengandung komponen keintiman. Mulai dari tahap perkenalan, lalu menjadi teman akrab, lalu sahabat. Pada tahap persahabatan, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis kelamin, diharapkan berkembang perasaan hangat, kedekatan dan emosi-emosi lain yang lebih kaya. Dalam hubungan antar jenis, persahabatan dapat berkembang dengan komitmen pacaran. Pada tahap pacaran ini keintiman dapat muncul komponen gairah dengan proporsi yang relatif rendah.
Pada pasangan yang telah dewasa, bila faktor-faktor emosional dan sosial telah dinilai siap, maka hubungan itu dapat dilanjutkan dengan membuat komitmen perkawinan. Dalam perkawinan, diharapkan ketiga komponen ini tetap hadir dan sama ku
0 komentar:
Posting Komentar