Moh Misbahuddin Bilang
Kegagalan adalah bentuk kasih sayang tuhan kepada kita agar kita bisa menjadi lebih baik lagi dan terus berusaha menjadi lebih baik lagi untuk lingkungan dan orang orang yang kita sayangi..
Moh Misbahuddin Bilang
Jika Anda meimiliki impian maka segeralah bangun dari tidur anda untuk mewujudkan mimpi mimpi anda. SEMANGAT.
Moh Misbahuddin bilang
Bermanfatlah bagi lingkungan dan orang orang disekeliling anda, karena haya orang orang yang bermanfaat bagi orang lain yang bisa diterima .
Sabtu, 10 Desember 2011
07.26
bktsaka1
No comments
Kenapa sih begini, kenapa tidak begitu
saja…!??"
Suatu hari seekor ikan di lautan berenang
ke tepian pantai. Ikan yang telah malang melintang di dunia laut. (Kucoba terka
umurnya, sekitar 10 tahun).
Berenang tak tentu arah dan tak tahu sudah
berada dimana. Sehingga ia memutuskan untuk mengikuti perahu nelayan yang akan
pulang menuju pantai.
Dalam hatinya ikan berkata, "saatnya
tiba menuju pantai dan sebuah tempat yang kurindukan sejak dahulu
`daratan'."
Ikan begitu excited menuju daratan. Tak
sedetikpun pandangannya lepas dari mengikuti arah perahu nelayan. Semakin lama
semakin mendekat.
"Pantai, daratan, ah indahnya, aku
akan berjalan di tepian pantai Menghilangkan bosan berada di lautan berenang
tanpa arah". Ikan mulai mendekat. Di pantai itu air makin dangkal. Ikan
telah mengeluh selama 10 tahun kenapa ia berada di laut tidak di darat saja
agar bisa berjalan-jalan. Tak dihiraukannya juga pantai
yang hanya berisi sapuan air laut.
Sekuat tenaga berenang hingga ikan terjebak
dan mati kelelahan. Di penghujung ajalnya ia tersadar bahwa ia terlalu banyak
mengeluh. Ikan telah sadar bahwa semua telah di takdirkan untuknya berada di
lautan, berenang bukan berjalan. Ikan mati tanpa manfaat. Memperjuangkan sebuah
keluhan tak berdasar, "Kenapa sih begini, kenapa tidak begitu
saja…!??".
Kawan, pernahkah menghitung intensitas
mengeluh kita setiap hari.
Membuatnya dalam sebuah buku register.
Dalam buku register tersebut terdapat menu seperti: topic mengeluh, tanggal,
tahun, jam, bahkan kepada siapa kita mengeluh. Semuanya tentang keluhan
benar-benar tertulis didalamnya. "Fiyuhhhh….”, pasti kita tak akan sanggup
membacanya kembali setelah menuliskannya karena terlalu banyaknya intensitas
mengeluh yang dilakukan.
Mengeluh kawan adalah sebuah kata sederhana
yang dapat timbul akibat
dari: ketika masih kecil dia merasa
tertolak, merasa jelek, merasa tidak berharga, merasa disingkirkan, sehingga
ada keinginan sangat mendalam seakan tidak dapat terpuaskan buat diterima,
ingin berharga, ingin disayang. Buat
mendapatkan kembali suatu yang hilang tersebut, dia harus menjelekkan,
menghina, dan mengkritik habis orang, system di sekitarnya agar dirinya tampak
lebih berharga, lebih patut diterima, lebih disayang.
Lalu apa akibat dari mengeluh?.
Kawan, satu hal yang pasti tentu, mengeluh
amat dibenci orang sekitarnya. Tetapi mungkin kalau si pengeluh berada dalam
sebuah kumpulan pengeluh. Maksudnya yang dikeluhkan topiknya sama antara si
pengeluh satu, pengeluh dua, pengeluh tiga, he he he banyak juga ya
pengeluhnya.
Yang pasti kawan, tak ada yang suka saat
mendengar sebuah keluhan.
Bagaimana solusi untuk mengurangi
intensitas mengeluh kita?
Begini kawan, sepertinya harus menuliskan
sebuah referensi ilmiah dari seorang psikolog yang telah berpengalaman. Menurut
Leila Ch Budiman (psikolog)mengatakan bagaimana mengurangi intensitas mengeluh
kita,
yaitu:
1. Ganti topik percakapan.
Kalau
kita sudah mulai kumat lagi dengan berbagai keluhan, gantilah topik
pembicaraan. Misalnya, "Pegawai baru tuh sok ambil hati, cengar-cengir
melulu, enggak kenal juga sok tahu." Alihkan saja jadi, "Sekarang
kita mau ke mana nih?"
2. Beri arah yang tepat.
Kalau
kita mulai mengeluh tentang kantor, toko swalayan, atau kos, bilang saja,
"Salah alamat nih, coba deh complain ke direktunya, jangan sama gue."
3. Katakan batas.
Complainerholic
ini selalu mencari sampai batas maksimal daya tahan perut Anda. Katakan
sebelumnya ada batas pembicaraan, kalau terus mengeluh aku emoh. Jangan sungkan
untuk mengatakan "Sudah ah, bosan."
4. Buat gurauan.
Yang
diinginkan para pengeluh kronis ini adalah agar para pendengarnya bersimpati
dan ikut pandangannya. Padahal, jika sikap ini terus didapatnya, maka dia akan
tambah menggebu-gebu keluhannya. Buatlah gurauan agar dia mengerti pandangannya
itu tidak simpatik. Misalnya kalau dia mulai mengeluh lagi, bisa dikomentari,
"Wah mulai mendung lagi nih. Ganti arah deh."
5. Gunakan keahlian.
Tukang
keluh ini bisa digunakan jadi tukang kritik di kantor, pemerintahan, atau
perusahaan bagian kontrol kualitas. Saran-sarannya dapat dipertimbangkan, asal
jangan bulat-bulat percaya, nanti pegawai pada bubar, atau sang direktur tambah
stres.
6. Perluas wawasan.
Pengeluh
kronis sangat self centered, terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Perlu
diperluas wawasannya dengan meminta agar dia membaca berbagai koran dan
majalah. Jadi, kita dapat melihat bahwa banyak derita dunia jauh lebih hebat
ketimbang urusan WC kosnya dan soal ajakan ke toko swalayan.
7. Suruh mengaca.
Kalau
kita sedang sewot, dapat perlihatkan kaca agar kita dapat melihat wajahnya yang
sangar di kaca, boleh juga divideo kalau ada.
8. Pergi.
Kawan,
tentu saja kita tidak mau nasib kisah ikan yang selalu mengeluh karena di
berikan kehidupan di laut. Lalu mengeluh dan ingin berada
di daratan berjalan hingga akhirnya mati. Padahal boleh jadi, kawan si ikan
akan banyak manfaatnya bagi sekitarnya apabila selalu mencari manfaat dari
hidup yang telah digariskan padanya yang telah berada di laut.
So, bukankan bersyukur, sabar dan berdoa
sebagai penolong kita. Dan beruntunglah orang yang mampu mengendalikan nafsu
amarahnya yang di keluarkan lewat keluahan.
Mulai
sekarang! Kurangi yuk intensitas mengeluh kita. Agar hidup penuh berkah dan
makna.
Amin……..
Motivasi Cerita
07.20
bktsaka1
No comments
KAKUATAN PUJIAN
Ini kisah nyata tentang seorang penyanyi
terkenal di eropa, wanita bersuara bagus. Dia bersuamikan
seorang pemusik dan pengarang lagu dan ahli di segala bidang musik. Karena
keahliannya dia dapat dengan mudah mengkoreksi setiap istrinya bernyanyi, dan
selalu saja ada komentar dan kritikan disaat istrinya itu bernyanyi, ” bagian
akhir harusnya ”kres” naik sedikit...” selalu saja ada komentar yang dia
lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung, akhirnya wanita itu malas
menyanyi. Dia berkeputusan ” wah, tidak usah menyanyi saja, jika semua salah.
Malah kadang menjadi pertengkaran....”
Singkat cerita karena
suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi
dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak rahu menahu soal musik.
Yang ia tahu isterinya bersuara bagus dan dia selalu memuji istrinya kalau
bernyanyi.
Suatu ketika isterinya
bertanya, ” pak, bagaimana laguku?”
Dia menjawab
antusias.” Ma, saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau
menyanyi”
Ternyata si tukang
ledeng ini sangat mengagumi suara istri barunya itu, dan selalu memujinya di
setiap si istri bernyanyi.
Isterinya sangat
bersuka cita, tersanjung. Hal itu membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan
bernyanyi. Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia
berlatih, berlatih dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia merekam dan
mengluarkan kaset volume pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.
Wanita ini akhirnya
menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan pada saat suaminya seorang
ahli musik tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang memberikan sedikit
demi sedikit pujian ketika menyanyi.
Sedikit memberikan
penerimaan. Sedikit pujian memberikan rasa diterima, memberikan dorongan, semangat
untuk melakukan hal baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat
seseorang bisa meraih prestasi tertinggi. Omelan, bentakan kecaman, amarah atau
kritik sesungguhnya tidak akan banyak mengubah.
####000####
Motivasi Elang
07.09
bktsaka1
1 comment
ANAK ELANG
Pada zaman dahulu hiduplah seorang petani di sebuah desa di lereng bukit. Namanya Kusno. Kusno mempunyai sebidang sawah yang cukup luas, yang sedang ditanami padi. Setiap hari ia selalu pergi pagi dan pulang pada sore hari untuk merawat padi-padinya. Selain bertani Kusno juga mempunyai beberapa hewan peliharaan, seperti ayam, kambing dan sapi. Ayamnya sudah mencapai puluhan ekor, ada yang kecil, besar, ada yang bertelor dan ada juga yang sedang mengeram. Kambingnya baru beranak, sedang sapinya berjumlah 5 ekor.
Suatu sore ketika Kusno dalam perjalanan pulang, ia menemukan sebutir telur dipematang sawah yang biasa ia lalui. Diambil dan diamatinya telur tersebut sambil bertanya dalam hati “Telur apa ini, ya..? Kok bentuk dan ukurannya agak beda ya...dengan telur ayam dirumah? ….punya siapa?” .. Setelah beberapa saat ia mengamati dan berpikir, kemudian dia memutuskan untuk membawa pulang telur tersebut. Sepanjang perjalanan, Kusno terus berpikir...”Mau saya apakan telur ini ya...? Digoreng lalu dimakan atau ditetaskan saja biar hewan peliharaanku tambah banyak?”
Akhirnya ketika sampai dirumah, Kusno memutuskan untuk menaruh telor tersebut dierami oleh seekor induk ayam. Setelah 21 hari mengerami, akhirnya semua telor-telor yang dierami menetas. Termasuk telor yang ditemukan Kusno di sawah.
Setelah sekian waktu hidup dalam asuhan induk ayam, mulailah nampak perbedaan antara anak ayam dengan anak dari telor yang ditemukan di sawah. Ternyata telor yang ditemukan Kusno adalah telor burung elang. Maka anaknya namanya anak elang.
Sang induk ayam memperlakukan anak-anaknya sama semua. Bagaimana cara mencari makan, berlari-lari dll semuanya serba mengikuti ayam. Termasuk anak elang tersebut berpolah tingkah sebagaimana yang dia lihat dari induk maupun dari sesama saudaranya.
Pada suatu hari, datanglah bayangan terlihat terbang memutar-mutar disekitar induk dan anak-anak ayam tersebut. Sang induk dengan paniknya berteriak mengumpulkan anak-anak ayam untuk memberi perlindungan. Anak elang melihat kejadian tersebut, melihat ada hewan yang bisa terbang berputar kemana-mana kemudian dia berpikir ”alangkah enaknya dia... bisa terbang kemana-mana... andai aku bisa seperti dia...”
Singkat cerita, anak elang tersebut menjadi dewasa....kemudian tua dan akhirnya mati dalam kondisi yang tidak berubah...masih seperti ayam.
Sahabat-sahabatku,
Kadang kita tidak menyadari bahwa kita sesungguhnya punya kemampuan yang luar biasa, sesungguhnya kita dapat menjadi orang yang bukan seperti saat ini.. Jika saat ini kondisi ekonomi (penghasilan) kita pas-pasan bahkan kurang.....itu karena kita mempunyai pikiran seperti elang. Kita berpikir bahwa kita ya...hanya seekor ayam, padahal sesungguhnya kita adalah elang.
Pola pikir dan lingkungan kitalah yang akhirnya membentuk dan menjadikan kita seperti saat ini. Kita bukan ayam dan juga bukan elang, kita adalah manusia yang dikaruniai akal. Dengan akal, kita mampu berpikir dan bertindak untuk meraih apapapun untuk kesuksesan hidup kita.
Selamat berkarya, salam sukses selalu.....
Rabu, 23 November 2011
16.56
bktsaka1
No comments
PEMUDA DAN TANTANGANNYA
Disajiakan dalam acara Diskusi bersama PAC IPNU dan IPPNU Dukun
Oleh : Kak Moh Misbahuddin Ma'fudz
Muqodimah
Seeorang yang berusia remaja dan seseorang yang berusia
25-30 tahun dapat disebut pemuda bahkan lebih dari itu twetapi masih memiliki
jiwa, semangat, anank muda makan dapat didefinisakan pemuda.
Pemuda adalah harapan bangsa, masa depan suatu bangsa berda
ditangan generasi mudanya. Kejayaan dan kebesaran nama suatu Negara sangat
ditentukan oleh kreatifitas generasi mudahnya. Sayyidina Ali RA pernah berpesan
“ bukan dikatakan seorang pemuda yang hanya bisa bertumpu pada kebesaran nama
atau derajad orang tua nya. Tetapi pemuda adalah mereka yang mampu menunjukan
kemampuannya diri mereka sendiri “
Problematika dan
tantangan bagi remaja Islam
Berdasarkan Nash Al Qur’an
dan Hadist Nabi, orang-orang yahudi dan Nasrani tidak akan rela bila
orang-orang Islam menguasai dunia. Bahkan mereka punya anggapan yang mendasar
dan dijadikan komitmen (kesepakatan ) bahwa dunia Islam setelah perang salip ke
2 harus berada dan mengukur orang-orang barat, Negara adi kuasa, dan super
power.
Indonesia
adalah Negara mayoritas Muslim dan merupakan bekas jajahan Negara-negara barat.
Kurang lebih 350 tahun lamanya mereka menjajah kita bahkan sampai sekarang kita
masi dijajah oleh mereka meski dengan bentuk lain. Terutama pemuda adalah
sasaran empuk mereka lewat kesenanganya, budaya, ilmu pengetahuan dan
sebagainya.dengan memasukan budaya-budaya barat kepada pemuda kearah masa depan
suatu bangsa sama dengan pemudanya.
Rencana-rencana Dunia
Barat Menghancurkan Islam
1.
Berusaha menghapuskan hokum Islam
2.
Merusak nilai-nilai Al Qur’an
3.
Merusak Akhlak dan Penilaian Islam
4.
Menimbulkan keraguan umat Islam terhadap ajaran Agama
Islam
5.
Menjatuhkan umat Islam
dari produktifitas menjadi konsumtif
6.
Merusak kaum Ibu dengan membudayakan kejahatan seksual
7.
Mengupayakan pengkafiran di negeri negeri mayoritas
umat Islam
8.
Mengkondisikan seolah olah adanya pertentangan antara
agama dan ilmu pengetahuan , saint, dan teknologi
9.
Memecah belah umat Islam atas golongan, suku, ras,
kelompok, madhab dan menghidupkan kebudayaan lama sebelum Islam ( kebudayaan
jahiliyah )
01.43
bktsaka1
No comments
SATUAN DRUM BAND MENIK HASTARI
SANTRI PON PES AL KARIMI PADA TANGGAL 16-17 APRIL 2011 DI GRAHADI SURABAYA
Pepeling
01.20
bktsaka1
No comments
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Kembali puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan beribadah kepada kita, khususnya pada bulan Ramadhan yang baru saja kita lalui, bahkan ibadah shalat Id kita pada pagi ini, Karenanya kita berharap semoga semua itu dapat mengokohkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dalam menjalani sisa kehidupan kita di dunia. Ketaqwaan yang membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan hidup dan mengangkat derajat kita menjadi amat mulia di hadapan Allah SWT.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Pagi ini kita memiliki perasaan yang sama, yakni gembira. Gembira bukan karena banyak makanan di rumah kita, bukan karena uang kita lebih dari cukup atau bukan pula karena pakaian kita baru. Tapi kita gembira karena berada dalam kesucian jiwa, kebersihan hati setelah melaksanakan ibadah Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِحْتِسَابًا خَرَجَ مِنَ الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.
Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya (HR. Ahmad).
Karena itu seharusnya kita pun bersedih karena Ramadhan yang sudah berlalu belum kita jalani ibadah di dalamnya dengan penuh kesungguhan, banyak di antara kita yang berpuasa hanya tidak makan dan tidak minum, shalat tarawih hanya mengejar jumlah rakaat tanpa kekhusyuan, tilawah Al-Qur’an yang hanya mengejar target khatam tanpa berusaha memahaminya sampai begitu sayang kita kepada harta sehingga tidak mau bersedekah atau hanya sedikit sedekah harta yang kita keluarkan dibandingkan dengan banyaknya harta yang kita miliki. Padahal belum tentu tahun depan Ramadhan bisa kita dapati lagi karena mungkin saja umur kita tidak sampai pada Ramadhan tahun depan sebagaimana hal itu dialami oleh orang tua kita, saudara-saudara, teman dan jamaah kita hingga tokoh-tokoh kita yang sudah lebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT, karenanya kita doakan mereka yang sudah mendahului kita semoga diampuni dosa-dosa mereka, diluaskan kubur mereka dan dimasukkan mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan oleh Allah SWT.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Kita semua tentu menyadari betapa banyak pribadi, keluarga, masyarakat, jamaah hingga bangsa dan negara yang tidak baik, amat jauh perjalanan hidupnya dari ketentuan yang digariskan oleh Allah SWT, bahkan bisa jadi kita termasuk orang yang demikian, semua itu berpangkal pada hati. Karena itu, hati memiliki kedudukan yang sangat penting. Baik dan buruknya seseorang sangat tergantung pada bagaimana keadaan hatinya, bila hatinya baik, maka baiklah orang itu dan bila hatinya buruk, buruklah orang itu. Rasulullah SAW bersabda:
أَلاَ إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
Ingatlah, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, baiklah anggota tubuh dan apabila ia buruk, buruk pulalah tubuh manusia. Ingatlah, segumpal daging itu adalah hati (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu hati harus kita perlakukan dengan baik dalam kehidupan ini. Melalui khutbah pada pagi ini akan kita bahas paling tidak lima hal yang harus kita perlakukan terhadap hati kita masing-masing. Pertama, hati harus dibuka dan jangan sampai kita tutup. Yang menutup hati biasanya orang-orang kafir sehingga peringatan dan petunjuk tidak bisa masuk ke dalam hatinya, Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS Al-Baqarah [2]:6-7)
Itu sebabnya, ketika Umar bin Khaththab menutup hatinya dari petunjuk ia menjadi kafir bahkan sangat membenci Rasulullah SAW hingga bermaksud membunuhnya, namun ketika hati sudah dibuka dengan mudah petunjuk bisa masuk ke dalam hatinya yang membuatnya tidak hanya beriman tapi amat mencintai Rasulullah SAW. Hal yang amat berbahaya bila hati tertutup selain petunjuk dan nasihat tidak bisa masuk, keburukan yang ada di dalam hati juga tidak bisa keluar sehingga meskipun kita tahu bahwa itu buruk amat sulit bagi kita untuk mengeluarkan atau membuangnya. Ibarat ruangan, bila kita buka pintu dan jendelanya, maka udara kotor bisa keluar dan udara bersih bisa masuk sehingga akan kita rasakan kesegaran jiwa. Berbagai bencana yang kita nilai dahsyat dalam kehidupan kita di dunia ini bisa kita pahami sebagai bentuk upaya menggedor hati manusia agar mau membukanya dan mengakui kebesaran Allah SWT, namun ternyata hati yang tertutup rapat tetap saja tidak terbuka, mereka hanya mengatakan hal itu sebagai fenomena alam.
Memperlakukan hati yang Kedua adalah dibersihkan. Seperti halnya badan dan benda-benda, hati bisa mengalami kekotoran, namun kotornya hati bukanlah dengan debu, hati menjadi kotor bila padanya ada sifat-sifat yang menunjukkan kesukaannya kepada hal-hal yang bernilai dosa, padahal dosa seharusnya dibenci. Oleh karena itu, bila dosa kita sukai apalagi sampai kita lakukan, maka jalan terbaik adalah bertaubat sehingga ia menjadi bersih kembali, Rasulullah SAW bersabda:
التاَّ ئِبُ مِنَ الذَنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak menyandang dosa (HR. Thabrani).
Hati yang bersih akan membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap dosa, karena dosa adalah kekotoran yang membuat manusia menjadi hina, Allah SWT berfirman:
وَلاَ تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ. يَوْمَ لاَ يَنفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُونَ. إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS Asy-Syu’araa [26]:87-89).
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Ketiga, cara memperlakukan hati adalah harus dilembutkan. Kelembutan hati merupakan sesuatu yang amat penting untuk dimiliki, hal ini karena dengan hati yang lembut, hubungan dengan orang lain akan berlangsung dengan baik dan ia mudah menerima nilai-nilai kebenaran. Kelembutan hati akan membuat kita memandang dan menyikapi orang lain dengan sudut pandang kasih sayang sehingga bila ada orang lain mengalami kesulitan hidup, ingin rasanya kita mengatasi persoalan hidupnya, ketika kita melihat orang susah, ingin sekali kita mudahkan, tegasnya kelembutan hati menjauhkan kita dari rasa benci kepada orang lain meskipun ia orang yang tidak baik, karena kita pun ingin memperbaiki orang yang belum baik.
Salah satu yang harus kita waspadai yang menyebabkan hati menjadi keras sehingga kita menjadi semakin jauh dari Allah SWT adalah berbicara yang tidak baik dan tidak benar, hal ini karena ketika bicara kita demikian lalu ada orang lain menegur, meluruskan atau menasihati, kita cenderung mempertahankan dan membela diri atas pembicaraan kita yang tidak benar itu sehingga tanpa kita sadari kita pun memiliki hati yang menjadi keras, Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تُكْثِرُوا الْكَلاَمَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ, فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلاَمِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ, وَإِنَّ أََبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللهِ الْقَلْبُ الْقَاسِى
Janganlah kalian banyak berbicara yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada Allah. Karena banyak bicara yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada Allah akan membuat hati keras. Sementara manusia yang paling jauh dari Allah adalah yang hatinya keras (HR. Tirmidzi).
Untuk bisa melembutkan hati, kita bisa melakukannya dengan banyak cara, di antaranya menyayangi anak yatim dan orang-orang miskin. Dalam satu hadits disebutkan:
أنَّ رَجُلاً شَكَا إلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ: إِمْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيْمِ وَ أَطْعِمِ الْمِسْكِيْنِ
Seorang lelaki pernah datang kepada Rasulullah SAW seraya melaporkan kekerasan hatinya, maka beliau menasihatinya: “Usaplah kepala anak yatim dan berilah makanan kepada orang miskin” (HR. Ahmad).
Karena itu, amat disayangkan bila ada orang yang hatinya keras bagaikan batu sehingga sulit untuk diberi nasihat dan peringatan sebagaimana yang terjadi pada Bani Israil seperti yang disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya:
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah [2]:74).
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Keempat, hati harus disehatkan. Jasmani yang sehat membuat kita memiliki gairah dan semangat dalam menjalani kehidupan dan makanan yang lezat bisa kita nikmati. Namun bila jasmani sakit tidak ada gairah hidup dan makanan yang enak tidak antusias bagi kita untuk memakannya dan bila kita makan pun tidak kita rasakan kelezatannya. Begitu pula halnya dengan hati, bila hati sakit kita tidak suka pada kebaikan dan kebenaran. Islam merupakan agama yang nikmat, namun bagi orang yang hatinya sakit tidak dirasakan kenikmatan menjalankan ajaran Islam kecuali sekadar menggugurkan kewajiban. Hati yang sakit biasanya dimiliki oleh orang munafik, mereka nyatakan beriman tapi sekadar di lisan, mereka laksanakan kebaikan termasuk shalat tapi maksudnya adalah untuk mendapatkan pujian orang, karena itu tidak mereka rasakan nikmatnya beribadah dan berbuat baik. Allah SWT berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ. فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,disebabkan mereka berdusta. (QS Al-Baqarah [2]:8-10)
Karena itu, orang munafik akan mengalami penyesalan yang amat dalam disebabkan keburukan yang mereka sembunyikan di dalam hatinya, Allah SWT berfirman:
فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٌ فَعَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُواْ عَلَى مَا أَسَرُّواْ فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ
Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS Al-Maidah [5]:52
Kelima, ditajamkan. Hati harus kita asah hingga menjadi seperti pisau yang tajam. Pisau yang tajam akan mudah memotong dan membelah sesuatu. Bila hati kita tajam akan mudah pula membedakan mana haq dan mana yang bathil, bahkan perintah pun tidak selalu harus disampaikan dengan kalimat perintah, dengan bahasa isyarat saja sudah cukup dipahami kalau hal itu merupakan perintah yang harus dilaksanakan. Nabi Ibrahim dan Ismail as merupakan di antara contoh orang yang memiliki ketajaman hati sehingga perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail cukup disampaikan melalui mimpi dan Ismail menangkap hal itu sebagai perintah ketika Nabi Ibrahim menceritakannya, padahal Nabi Ibrahim tidak menyatakan bahwa hal itu merupakan perintah dari Allah SWT.
Untuk mendidik kita menjadi orang yang memiliki ketajaman hati, puasa merupakan salah satu caranya, karenanya pada waktu puasa, teguran orang lain kepada kita meskipun dengan bahasa isyarat sudah menyadarkan akan kesalahan yang kita lakukan, ini membuat kita dengan mudah bisa menangkap dan membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, sesuatu yang selama ini semakin hilang dari pribadi masyarakat kita sehingga yang haq ditinggalkan dan yang bathil malah dikerjakan, Allah SWT mengingatkan soal ini dalam firman-Nya:
وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُواْ بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُواْ فَرِيقاً مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (QS Al-Baqarah [2]:188).
Dengan demikian, menjadi amat penting bagi kita semua untuk memperlakukan hati dengan sebaik-baiknya sehingga perbaikan diri, keluarga, masyarakat dan bangsa sesudah Ramadhan berakhir dapat kita lakukan. Akhirnya, marilah kita akhiri ibadah shalat Id kita pada pagi ini dengan sama-sama berdoa:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمِ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَسْبَعُ وَمِنْ دُعَاءِ لاَيُسْمَعُ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang tak khusyu dan jiwa yang tak pernah merasa puas serta dari doa yang tak didengar (Ahmad, Muslim, Nasa’I).
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.