TIPS] Mengatasi Rasa Cemas Ketika Berbicara di Depan Umum Berbicara di muka umum, entah itu berkhotbah, mengajar, berpidato atau memberi sambutan, sering mendatangkan stress bagi orang mendapat mandat itu. Sedapat mungkin kita biasanya berusaha menghindar.
Namun pada saat tertentu kita akan tidak bisa mengelak lagi. Sesungguhnya, berbicara di depan umum itu TIDAK HARUS MEMBUAT ANDA STRESS!
Rahasianya adalah jika Anda mengetahui penyebab stress ini, dan jika Anda menerapkan beberapa prinsip-prinsip ini, maka Anda justru akan menikmati ketika berbicara di depan umum.
Prinsip #1--Kecemasan Berbicara di Muka Umum BUKAN Berasal dari Dalam
Kebanyakan kita percaya bahwa seluruh hidup ini patut dicemaskan! Untuk mengatasi kecemasan ini secara efektif, Anda mesti menyadari bahwa Anda TIDAK perlu mencemaskan hidup Anda, termasuk juga dalam berbicara di depan umum. Ribuan orang telah belajar untuk berbicara di depan umum tanpa rasa cemas (kalaupun ada hanya sedikit sekali).
Pada mulanya, mereka ini juga sangat cemas. Lutut mereka gemetaran, suara mereka bergetar, pikiran menjadi kacau . . . selanjutnya Anda tahu sendiri. Tapi akhirnya mereka berhasil menghapus kecemasan itu.
Sebagai manusia biasa, Anda pun juga tidak berbeda dengan mereka. Jika mereka mampu mengatasi kecemasan itu, berarti Anda pun bisa! Anda hanya perlu mendapat pedoman, pengertian dan rencana aksi yang tepat untuk mewujudkan hal itu. Percayalah, sudah banyak berhasil, termasuk saya. Tetapi ingat juga, keberhasilan ini tidak bisa diraih dalam semalam. Ada proses yang harus dilalui.
Prinsip #2--Anda tidak Harus Cerdas dan Sempurna
Ketika melihat seorang sedang berkhotbah, kita lalu bergumam "Wow, saya tidak mungkin bisa secerdas, setenang, selucu dan semenarik dia." Sesungguhnya, Anda tidak harus cerdas, lucu atau menarik. Saya mengatakan ini dengan serius. Walaupun Anda hanya memiliki kemampuan rata-rata--bahkan di bawah rata-rata--Anda masih bisa menjadi pembicara sukses. Itu tergantung bagaimana Anda mendefinisikan kata "sukses" itu sendiri. Percayalah, hadirin itu tidak mengharapkan Anda tampil sempurna.
Inti dari berbicara di depan umum adalah: memberikan sesuatu yang bernilai dan bermakna bagi hadirin. Jika hadirin itu pulang sambil membawa sesuatu yang bermanfaat, maka mereka akan menilai Anda telah sukses. Jika mereka pulang dengan perasaan yang lega atau merasa mendapat manfaat untuk pekerjaannya, maka mereka akan menganggap bahwa tidak sia-sia meluangkan waktu untuk mendengarkan paparan Anda. Bahkan sekalipun lidah Anda terpeleset atau mengucapkan kata-kata yang tolol . . . mereka tidak peduli.
Yang penting mereka mendapat manfaat lain (Bahkan sekalipun Anda mengkritik mereka dan membuat gusar, Anda pun tetap berhasil karena membuat mereka lebih baik lagi.)
Prinsip #3--Anda hanya Butuh Dua atau Tiga Pokok Utama
Anda tidak perlu menyuguhkan segunung fakta pada hadirin. Banyak penelitian menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali yang mampu diingat hadirin (kecuali jika mereka mencatat, tentu saja). Pilihlah dua atau tiga point utama saja.
Yang diinginkan hadirin sebenarnya adalah mereka bisa membawa pulang dua atau tiga hal yang bermanfaat. Jika Anda bisa memasukkan hal ini dalam materi Anda, Anda bisa menghindari kompleksitas yang tidak perlu.
Ini berarti juga membuat tugas Anda sebagai pembicara jadi lebih ringan, dan lebih menyenangkan juga!
Prinsip #4--Anda Punya Tujuan yang Tepat
Prinsip ini sangat penting . . . jadi simaklah baik-baik. Kesalahan besar yang sering dilakukan oleh orang yang berbicara di depan umum adalah mereka tidak punya tujuan yang tepat. Inilah yang secara tidak mereka sadari menyebabkan kecemasan dan stress.
Seorang pembicara mengisahkan pengalamannya:"Dulu, saya pikir tujuan utama berpidato adalah membuat semua orang yang hadir setuju dengan pendapat saya." Karena itu, dia berusaha keras untuk meyakinkan semua hadirin. Jika ada satu orang saja yang tidak setuju, dia langsung meradang. Jika ada orang yang pulang duluan, jatuh tertidur, atau kelihatan tidak tertarik, orang ini merasa telah gagal. Tetapi kemudian dia menyadari hawa ambisi seperti ini terlihat menggelikan.
Apakah ada pembicara yang bisa meyakinkan 100% orang yang mendengarnya? Jawabannya: tidak ada! Sesungguhnya, sekeras apapun upaya Anda. . . selalu saja ada orang yang tidak sepakat dengan Anda. Tetapi tidak apa-apa. Ini hal yang biasa.
Di dalam kumpulan orang banyak selalu ada perbedaan pendapat, penilaian dan tanggapan. Ada yang positif, ada pula yang negatif. Tidak ada yang pasti dalam hal ini. Jika lamban menyelesaikan pekerjaan Anda, ada yang bersimpati pada Anda, ada pula yang mengkritik Anda dengan tajam. Jika Anda menuntaskan pekerjaan Anda dengan baik, ada yang memuji kemampuan Anda, ada pula yang sangsi bahwa Anda bisa mengerjakannya sendirian. Orang yang pulang duluan, mungkin bukannya tidak tertarik pada uraian Anda melainkan mungkin karena ada keperluan mendesak. Yang tertidur, mungkin semalaman begadang karena anaknya sakit.
Ingat, inti dari berbicara di depan umum adalah memberi nilai atau makna tertentu pada hadirin. Kata kuncinya adalah MEMBERI, bukan MENDAPAT! Dengan kata lain, tujuannya bukan mendapat sesuatu(persetujuan, ketenaran, penghormatan, pengikut dsb) dari pendengar Anda, melainkan memberikan sesuatu yang bermanfaat.
Prinsip #5--Kunci Sukses adalah Tidak Menganggap Diri Anda Seorang Pembicara!
Prinsip ini tampak paradoks. Kebanyakan orang telah terpengaruh oleh pembicara yang sukses. Kemudian agar sukses, kita berusaha sekuat tenaga memperlihatkan kualitas tertentu yang sebenarnya tidak kita miliki. Akibatnya kita menjadi putus asa ketika gagal meniru karakteristik dari orang terkenal, yang kita anggap sebagai kunci suksesnya.
Jelasnya, alih-alih menjadi diri sendiri, kita sering berusaha menjadi seperti orang lain! Padahal sebagian besar pembicara yang sukses itu melakukan hal yang sebaliknya! Mereka tidak berusaha menjadi orang lain, tetapi menjadi diri mereka sendiri. Dan mereka pun terkejut sendiri karena mereka bisa menikmati tugas yang bayak dicemaskan orang ini.
Rahasianya, karena mereka tidak berusaha menjadi pembicara tetapi menjadi diri mereka sendiri! Kita bisa melakukan hal yang sama. Apapun jenis kepribadian Anda, ataupun ketrampilan dan talenta yang Anda miliki, Anda pasti mampu berdiri di muka umum dan menjadi diri Anda sendiri.
Selamat menunaikan ibada puasa romadhon
|
0 komentar:
Posting Komentar